Minggu, 23 September 2007

Gampangnya belajar ponsel

Paradigma yang mengatakan bahwa rangkaian elektronik pada ponsel merupakan kumpulan komponen yang rumit dan menakutkan bagi mereka yang mencoba untuk memperbaikinya merupakan paradigma yang salah. Ponsel ibarat sebuah puzzle jika anda dapat membongkar dan memasangnya kembali maka anda dapat menjadi teknisi ponsel. Belum percaya ……..? akan saya buktikan sebentar lagi…

Saya memang bukan penulis ulung, tapi saya yakin proses belajar anda tidak akan membosankan. Materi informasi bisa dengan mudah anda pahami karena bukan sekedar teori semata , tapi merupakan penulisan berdasarkan pengalaman pribadi selama 6tahun berkecimpung dalam dunia teknis ponsel dan sharing para teknisi ponsel.
Saya telah mengorbankan sedikit uang dan waktu hanya untuk menemukan sistem dan metode seperti apa yang paling efektif untuk menghasilkan uang dengan menjadi teknisi Ponsel. Saya telah menghabiskan masa yang cukup panjang, jam-jam yang tak terhitung, dan jutaan rupiah dana untuk mencari, melakukan tes, dan memadukan sarana, bahan, dan teknik yang paling efektif untuk bisa mempermudah menjadi teknisi ponsel.
Sampai akhirnya saya kumpulkan dan menemukan satu metode sederhana yang dapat membantu anda , untuk menyelesaikan berbagai macam kerusakan Ponsel Satu metode perbaikan sederhana berdasarkan pengalaman yang dibukukan dan berupa gambar – gambar yang dapat membantu anda untuk menyelesaikan tanpa harus trial and error . Mencari uang sampingan menjadi teknisi Ponsel sudah saya buktikan berhasil, yang rahasianya akan saya berikan untuk anda... sebentar lagi!
Saya yakin anda pernah membaca penawaran seperti ini melalui buku – buku cara perbaiki ponsel yang beredar namun saya yakin anda kurang puas karena sayapun telah membacanya . Dan karena itulah anda menjadi skeptis. Tapi jangan dulu.... Silakan buktikan sendiri apakah buku dan CD “tip dan trik perbaiki Handphone” berbeda dengan yang lain?
Dengan metode di sistem tersebut, anda tidak perlu mengalami kesulitan seperti yang dulu pernah saya alami. Anda bisa menggunakan jalan pintas yang diarahkan. Anda tidak perlu melakukan trial and error.... anda bisa belajar langsung dan mengambil manfaat darinya.
Perbedaan mendasar antara mereka yang bisa menjadi teknisi dan mereka yang gagal ternyata hanya sederhana sekali..Teknisi yang berhasil dalam setiap hal selalu focus pada tindakan dan melakukan, sementara yang gagal selalu berorientasi pada kepada kata-kata negative sebelum memulai, seperti gimana kalau tiba-tiba nanti tambah rusak atau mati, padahal belum terjadi.

Tujuan saya menulis buku ini adalah untuk meyakinkan bahwa Anda tidaklah perlu menjadi ahli terlebih dahulu untuk memulai menjadi teknisi. Kesalahan inilah yang banyak dialami oleh rekan siswa saya, mereka ingin ahli secara cepat dan baru akan memulainya jika sudah ahli benar, yang akhirnya membuat mereka jadi tertinggal. Apapun dan bagaimana pun kondisi anda saat ini yang terpenting adalah melakukan tindakan menerapkan seperti apa yang dilakukan oleh seorang teknisi ahli. Secara terus menerus, pada akhirnya anda pun akan mendapatkan hasil yang sama.

Siswa yang berhasil setelah saya perhatikan, melakukan hal dibawah ini:
1. Mempunyai niat dan motifasi yang kuat untuk bisa
2. Fokus pada apa yang diinginkan
3. Selalu melakukan tindakan / action, baik pengulangan materi pembelajaran maupun aksi perbaikan
4. Segera mempunyai alat –alat yang diperlukan untuk memperbaiki handphone atau mempunyai tempat untuk melatih ulang dasar – dasar perbaikan, terutama cara pembongkaran casing,cara penyolderan, cara pengangkatan IC dan pemograman Handphone.
5. Selalu belajar, selalu berkomunikasi dan konsultasi pada ahlinya
6. Memasuki lingkungan atau forum para teknisi yang dapat menambah pengetahuan.
7. Pantang menyerah dan berani mengambil resiko.Resiko yang dihadapi seorang teknisi yang paling fatal adalah mampu memberikan penggantian jika terjadi human error ataupun PWB yang sudah usang.
8. Mampu mempromosikan diri sebagai teknisi dan cerdas melihat peluang
9. Segera memulai meskipun tidak sempurna dan selalu berusaha untuk menyempurnakannya.

Pasti Anda akan bertanya kenapa selalu saya sendiri (siswa), bukan guru atau lembaganya.OK….. saya akan ceritakan pengalaman pribadi saya. Tahun 2001 saya mengikuti kursus Pelatihan teknisi Handphone dengan biaya Rp 1.200.000 untuk tingkatan ahli, saat itu saya punya uang Rp 750.000 (itupun uang pinjaman)dan tidak bisa mengikuti sampai tingkatan ahli, tapi saya ingin ahli. Akhirnya saya coba temui pemilik dari Lembaga tersebut untuk meminta agar dapat mengikuti pelatihan sampai pada tingkatan ahli. Untuk itu saya berani membayarnya dengan cara membantu bersih – bersih dan mengepel selesai pelatihan.
Singkat cerita akhirnya diberikan kesempatan untuk mengikuti sampai tingkatan ahli.karena sudah dekat dengan pemilik lembaga saya dapat mengikuti proses belajar kelas pagi dan mengulangnya lagi jika ada kelas siang tapi jeleknya hampir setiap kali belajar saya tidak dapat kesempatan praktek dan hanya melihat siswa yang lain praktek dikarenakan ruang praktek penuh dan tidak punya HP untuk dipraktekkan.dalam hati kecil saya sangat kecewa dengan perlakuan seperti ini, tapi karena coba berjiwa besar dan merasa punya kesempatan belajar lebih banyak daripada siswa yang lain, akhirnya saya diam saja sambil terus mengikuti pelajaran sampai selesai.Angkatan belajar saya rata – rata adalah pemilik counter handphone atau mereka mempunyai Hp rusak untuk dipraktekkan sedang saya hanya jadi penonton sambil terus mengamati dan memperhatikan cara praktek yang Guru ajarkan.
Tanpa terasa delapan hari berlalu, semua materi pembelajaran sudah saya lalui baik teori,praktek hardware dan praktek software tetapi saya merasa masih sangat jauh sekali untuk berani perbaiki HP.Bagi saya ini merupakan masalah dan harus bisa melaluinya.
Guru praktek hardware dimana saya belajar tidak memberikan pengajaran yang baik, bahkan saat itu saya hanya diajarkan sampai pada pengangkatan dan pemasangan untuk IC yang SMD(berkaki) sedangkan yang BGA (kaki- kaki timah dibawah IC ) saya tidak tau, begitu juga cara pencetakan ICnya.Meskipun begitu saya sangat berterima kasih karena dasar –dasar pengangkatan dan pemasangan IC sudah saya ketahui. Untuk menutupi kekurangan tersebut saya harus mencari siapa yang dapat mengajarkan teknik pengangkatan, pemasangan dan pencetakan IC BGA sampai akhirnya saya dapatkan dari teman saya seorang teknisi yang berpengalaman di Roxy Mas.terima kasih teman…
Kesempatan berada diLembaga saya manfaatkan untuk selalu mengulang praktek dimalam hari setelah kelas selesai, karena tempat pelatihannya merupakan rumah jadi saya dapat menginap.Setelah merasa sedikit trampil dalam penyolderan dan pengangkatan IC lalu saya berusaha cari orderan baik dari siswa maupun teman-teman.Hal yang paling menyenangkan adalah saat memperbaiki Hp yang ternyata kerusakannya hanya terjadi bad connect (tidak terhubung).Kerusakan ini dapat Anda perbaiki setelah tau komponen tersebut lalu dengan cara membongkarnya serta memperbaiki presisi atau kedudukan komponen tersebut sehingga dapat terhubung kembali ke mesin(PWB) Hp.Dari hal kecil ini Anda sudah mampu menghasilkan uang melalui perbaikan Hp.
Kesimpulan saya dengan lembaga kursus kita dapat mengetahui dasar –dasar yang kuat untuk memperbaiki Hp tetapi tidak menjamin untuk menjadi teknisi Hp hanya ke inginan dan action kitalah yang dapat menjamin.
Tipe dan Kelemahan siswa yang gagal :
1. Motivasi ikut – ikutan yang mengatakan bahwa mudah cari uang dengan jadi teknisi HP
2. Tidak berani mengambil resiko
3. Sudah pesimis dengan mengatakan sulit padahal belum dicoba
4. Tidak sering mengulang mempraktekkan dasar – dasar perbaikan setelah selesai belajar
5. Tidak ada alat dan tempat untuk mempraktekkan setelah selesai belajar
6. Tidak mempunyai lingkungan yang mendukung.
7. jarang konsultasi dan berbagi
8. Pasif dan tidak segera mencari servisan untuk mempraktekkan ilmunya.
9. Dan yang paling parah adalah selalu menyalahkan, memberikan alasan dan menghakimi. Contohnya dia akan menyalahkan lembaga atau guru yang mengajar padahal materi yang diberikan tidak pernah diulang kembali dan tidak aktif mencari bahan servisan , beralasan dengan mengatakan orang lain punya alat dan lulusan sekolah elektronik jadi wajar kalau dia cepat bisa sedang sayakan bukan elektronika dan tidak punya alat jadi wajar saya agak lamban, dan yang terakhir adalah menghakimi bahwa dirinya tidak bisa. Maka terkabullah permohonan tersebut.

Apakah harus kursus untuk mengetahui dan bisa perbaiki Handphone? Jawabannya tentu tidak harus. Lalu bagaimana caranya ?
1. Yang paling mudah dan cepat adalah temukan lingkungan atau bergaul dengan teknisi Handphone. Masih bingung caranya ? berikut tipnya coba anda cari servisan atau beli handphone rusak dipasar loak lalu bawa dan servis ke teknisi. Carilah teknisi yang mempunyai tempat servis yang terbuka dan anda dapat melihat apa yang dilakukannya .Cobalah ajak ngobrol dan gaul,setelah menjadi teman secara otomatis ilmu tersebut akan Anda dapatkan
2. Cari ahlinya dan coba untuk melamar menjadi asisten pembantu, gak harus jadi teknisi dulu.
3. Ikuti forum teknisi Hp melalui internet
4. Beli buku ,tabloid dan majalah Hp yang dapat menambah pengetahuan Anda mengenai dunia teknis perbaikan Hp
5. dan yang paling penting adalah Anda mau memulai mempraktekkannya (action). Nah untuk yang satu ini saya dapat meminjam istilah dari Aa Gym yaitu Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang kecil dan Mulai dari sekarang.

Selamat mencoba……..

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda